Jumat, 23 November 2012

Guru Kreatif, Siswa Aktif

MTs Makara - Lesson Study  gelombang dua resmi dibuka Kamis tanggal 22 Nopember 2012. Sesuai jadwal LS dilakukan di selama tiga hari sampai tanggal 24 Nopember 2012. Lesson Study merupakan salah satu program dari MEDP berupa pelatihan bagi guru mata pelajaran. Bertempat di MTs Ma'arif , seluruh peserta  yang berasal dari beberapa madrasah cluster II aktif mengikuti kegiatan. Trainner bapak Moh. Miftahussiroyudin, S.Ag. MM, memberikan materi dan pengetahuan-pengetahuan lain bagi guru peserta. 

Bapak Miftah mengatakan seorang guru tidak boleh mati kreatifitas ketika melakukan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran yang inovatif akan mampermudah siswa mendapatkan materi. 

Tahap kali ini, Ibu Suci mata pelajaran Biologi dan Bapak Syafi'i mata pelajaran Penjasorkes dipilih sebagai guru model. Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, guru model harus mempersiapkan atau melakukan plan. Mulai dari RPP, media yang dipakai, model dan metode pembelajaran dibahas terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan plan atau mengajar langsung di kelas.

Kemudian dilakukan see atau refleksi untuk membahas hasil pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dilakukan para guru model. Sara-saran dari observer dan trainner diharapkan mampu memotivasi guru agar selalu memiliki kreasi melaksanakan pembelajaran di kelas. Serta mampu memanfaatkan teknologi yang ada supaya siswa lebih aktif dan kreatif. Proses pembelajaran akan lebih menarik jika guru mampu memahami situasi kelas.

Sabtu, 17 November 2012

Meriah..!! Pawai Ta'aruf 1 Muharam 1434 H

MTs Makara – Kamis, 15 Nopember 2012 FOSI (Forum Silaturrahmi) Ustad  Ustadzah TK -TPQ  serta Madrasah Diniyah menggelar kegiatan pawai ta’aruf yang diikuti semua santri se kecamatan Karangan. Dihadiri langsung Bapak Drs. H. Sukarodin, M.Ag, ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif cabang Trenggalek, start pawai dimulai dari pukul tujuh pagi, selama perjalanan masing-masing peserta menampilkan berbagai atraksi mulai drum band, kesenian rebana dan sebagainya. 

MTs Ma’arif Karangan yang ditunjuk sebagai peserta pertama menampilkan drum band NASYIDA BUANA. Dengan memakai kostum kebesaran hijau putih mereka tampil semangat membawakan beberapa lagu. 

Ketua FOSI kecamatan Karangan Imam Sururi mengatakan kegiatan pawai semacam ini sudah masuk agenda tahunan. Selain itu untuk memeriahkan datangnya tahun baru Islam, agar tidak berbeda dengan perayaan tahun baru umum. Dengan acara ini juga diharapkan masing-masing TK-TPQ dan madrasah diniyah memiliki komunikasi yang baik. Agar pendidikan diniyah, khususnya di wilayah kecamatan Karangan bisa berkembang dengan baik.

Jumat, 09 November 2012

Hari Pahlawan Kini

(http://ppi-tangerang.coolbb.net) Bangsa kita setiap tahun merayakan Hari Pahlawan pada 10 November. Pada saat itulah kita mengenang jasa para pahlawan yang telah bersedia mengorbankan harta dan nyawanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Kita memilih 10 November sebagai Hari Pahlawan karena pada tanggal tersebut 61 tahun silam para pejuang kita bertempur mati-matian untuk melawan tentara Inggris di Surabaya.
Saat itu kita hanya mempunyai beberapa pucuk senjata api, selebihnya para pejuang menggunakan bambu runcing. Namun para pejuang kita tak pernah gentar untuk melawan penjajah. Kita masih ingat tokoh yang terkenal pada saat perjuangan itu yakni Bung Tomo yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya radionya. Ruslan Abdul Gani yang meninggal beberapa waktu lalu, adalah salah seorang pelaku sejarah waktu itu.
Setiap tahun kita mengenang jasa para pahlawan. Namun terasa, mutu peringatan itu menurun dari tahun ke tahun. Kita sudah makin tidak menghayati makna hari pahlawan. Peringatan yang kita lakukan sekarang cenderung bersifat seremonial. Memang kita tidak ikut mengorbankan nyawa seperti para pejuang di Surabaya pada waktu itu.
Tugas kita saat ini adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman. Saat memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, rakyat telah mengorbankan nyawanya. Kita wajib menundukkan kepala untuk mengenang jasa-jasa mereka. Karena itulah kita merayakan Hari Pahlawan setiap 10 November.
Akan tetapi kepahlawanan tidak hanya berhenti di sana. Dalam mengisi kemerdekaan pun kita dituntut untuk menjadi pahlawan. Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran? Bukankah makna pahlawan itu adalah pejuang gagah berani? Bukankah makna kepahlawanan tak lain adalah perihal sifat pahlawan seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan?
Menghadapi situasi seperti sekarang kita berharap muncul banyak pahlawan dalam segala bidang kehidupan. Dalam konteks ini kita dapat mengisi makna Hari Pahlawan yang kita peringati setiap tahun pada 10 November, termasuk pada hari ini. Bangsa ini sedang membutuhkan banyak pahlawan, pahlawan untuk mewujudkan Indonesia yang damai, Indonesia yang adil dan demokratis, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kita mencatat beberapa wilayah Indonesia masih dihantui tindakan teror. Kita membutuhkan orang yang berani untuk menangkap pelakunya. Negeri kita sedang dililit kanker korupsi yang sudah mencapai stadium terakhir. Kita membutuhkan orang-orang berani untuk memberantasnya. Seorang ilmuwan pun bisa menjadi pahlawan dalam bidangnya berkat penemuannya yang dapat menyejahterahkan orang banyak. Seorang petugas pemadam kebakaran yang tewas saat berjuang mematikan api yang sedang membakar rumah penduduk adalah pahlawan juga.
Setiap orang harus berjuang untuk menjadi pahlawan. Karena itu, hari pahlawan tidak hanya pada 10 November, tetapi berlangsung setiap hari dalam hidup kita. Setiap hari kita berjuang paling tidak menjadi pahlawan untuk diri kita sendiri dan keluarga. Artinya, kita menjadi warga yang baik dan meningkatkan prestasi dalam kehidupan masing-masing. Mahasiswa Universitas Trisakti yang tewas ditembak dalam perjuangan reformasi sewindu lalu adalah pahlawan, meskipun negara belum menobatkan mereka sebagai pahlawan.
Memang tidak mudah untuk menjadi pahlawan. Mungkin lebih mudah bagi kita menjadi pahlawan bakiak, yaitu suami yang patuh (takut) kepada istrinya. Atau menjadi pahlawan kesiangan, yakni orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir atau orang yang ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang.
Hari ini kita merayakan Hari Pahlawan untuk mengenang jasa para pejuang pada masa silam. Kita bertanya pada diri sendiri apakah kita rela mengorbankan diri untuk mengembangkan diri dalam bidang kita masing-masing dan mencetak prestasi dengan cara yang adil, pantas dan wajar. Itulah pahlawan sekarang.