Sabtu, 26 Juli 2014

Lebaran Sebentar Lagi


Makara (28/03/2014) - "Lebaran tanpa mudik, lebaran tanpa ketupat, lebaran tanpa baju baru, lebaran tanpa kue, atau......Cuma Indonesia yang punya"


Mudik adalah kegiatan perantau/ pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Kata mudik berasal dari sandi kata bahasa jawa ngoko yaitu mulih dilik yang berarti pulang sebentar. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan misalnya menjelang Lebaran. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan, selain tentunya juga sowan dengan orang tua. Tradisi mudik muncul pada beberapa negara berkembang dengan mayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia.
Hari Raya Idhul Fitri adalah hari kemenangan yang selalu dinantikan siapapun setelah selama sebualan penuh di bulan Ramadhan berlaga melawan hawa nafsu. Tak sedetik pun ingin dilewatkan begitu saja moment di hari raya umat muslim sedunia ini. Yang selama ini bertahun-tahun merantau, akan menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halaman. Tak peduli harus berdesakan dibus,  kereta api, ditambah harga tiket yang naik selangit, satu tujuan mereka, hanya ingin berkumpul bersama keluarga di rumah. Pasar-pasar, toko baju, kota pinggiran seperti Trenggalek yang dulunya sepi mendadak ramai luar biasa, fenomena setahun sekali yang hanya terjadi di hari raya Idhul Fitri. 

Saya juga dibuat kaget, ketika semalam sama keponakan melewati jalan di desa Ngadirenggo sampai Kedunglurah, pemandangan yang selama ini sangat jarang saya temui. Bagaimana tidak, untuk merayakan Idhul Fitri warga di desa tersebut memasang berbagai hiasan mulai dari umbul-umbul, lampion, sampai lampu warna-warni.  Di desa widoro salah satunya, hiasan-hiasan penyemarak hari raya sudah lama terpasang. (foto di atas : Desa Widoro-Gandusari-fotone mas Dhimas**suwun kang). Situasi yang selalu membuat kangen siapapun untuk selalu pulang ke kampung halaman, dan mungkin  hal unik seperti ini juga ada di kampung atau desa anda.

" MTs MA'ARIF KARANGAN MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDHUL FITRI 1435 H, Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Batin"..Semoga Idhul Fitri kali ini menjadi hari yang sangat teristimewa bagi siapapun..membawa berkah bagi yang mau saling memaafkan. Selamat berkumpul bersama kelauarga, sanak saudara dan orang-orang yang anda cintai...

Jumat, 18 Juli 2014

Bagi Takjil Gratis dan Do'a Untuk Palestina

Makara (18/07/2014) – Untuk mengisi bulan Romadlon tahun ini dengan kegiatan-kegiatan positif, kembali MTs Ma’arif Karangan berbagi takjil gratis. Kegiatan yang bertemakan “BAGI TAKJIL GRATIS DAN DO’A UNTUK PALESTINA” tersebut dilaksanakan Kamis, 17 Juli 2014 kemarin  di seputaran pertigaan desa Jati dan perempatan Karangan pukul empat sore menjelang berbuka puasa. Walaupun dalam kondisi berpuasa siswa-siswi MTs Ma’arif Karangan diwakili anggota OSMAKARA (OSIS MTs Ma’arif Karangan) tak merasa lelah  membagi-bagikan takjil gratis kepada masyarakat  Karangan dan sekitarnya yang sedang ngabuburit serta para pengguna jalan.

“Ini amanah dari teman-teman, walaupun lagi puasa tapi seneng aja kita bagi-bagi takjil kepada orang-orang disini”, kata Ahmad Samroni siswa kelas IX yang juga masih menjabat ketua OSIS ini. 

Kegiatan yang sudah menjadi agenda tahunan ini disambut antusias semua siswa-siswi MTs Ma’arif Karangan, terbukti mereka semangat sekali berpartisipasi ketika sebelumnya dilakukan penggalangan dana untuk pembuatan takjil.

Kepala Madrasah bapak Drs. H. Sukarodin, M.Ag mengaku sangat senang dengan kepedulian anak-anak MTs Ma’arif Karangan untuk saling berbagi di bulan suci Romadlon ini. Ini merupakan langkah awal yang luar biasa, ditengah keterbatasan ternyata siswa-siswi MTs Ma’arif ini masih memiliki kepedulian dengan orang lain.

Kegiatan bagi takjil gratis ini merupakan rangkaian kegiatan Pondok Romadhon yang akan ditutup dengan buka bersama besok. Tak lupa panitia bagi takjil gratis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua teman-teman, Bapak/ Ibu guru, pihak-pihak yang telah mendonasikan sebagian uang saku (he..he..he..) atau pun bantuan tenaga. Semoga selalu mendapatkan rahmat dari Alloh  SWT, dan ini menjadi salah satu sumber pahala di bulan Ramadlon bagi kita semua. Dan semoga do’a-do’a kita dijawab oleh Alloh SWT untuk saudara kita di Palestina yang mendambakan kedamaian. Amin.
SAMPAI JUMPA DI BULAN ROMADLON TAHUN DEPAN..BRAVO MAKARA....


Rabu, 16 Juli 2014

Kurikulum Baru Untuk Siswa Baru

Makara (16/07/2014) - Memasuki tahun pelajaran 2014/ 2015, MTs Ma'arif Karangan sudah melakukan berbagai persiapan untuk menerapkan kurikulum 2013 khusus untuk kelas VII.
Karena berada pada bulan Ramadhan, pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) dilaksanakan hanya dua hari. Materi yang disampaikan lebih mengarah kepada pengenalan madrasah. Kepala Madrasah Tsanawiyah Ma'arif Karangan melalui Wakil Kepala Kurikulum, bapak Sama'in, S,Ag mengatakan bahwa diharapkan siswa baru bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan MTs Ma'arif Karangan. Dan mereka mampu berprestasi baik dibidang akademik maupun non akademik.

Dalam mengimplementasikan kurikulum, yang jauh lebih penting adalah guru sebagai ujung tombak bahkan bisa menjadi ujung tombok serta garda terdepan dalam pelaksanakan kurikulum. Oleh karena itu betapa pentingnya kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum itu selain kompetensi, komitmen dan tanggung jawabnya serta kesejahteraannya yang harus terjaga. Kompetensi guru bukan saja menguasai apa yang harus dibelajarkan (content) tapi bagaimana membelajarkan siswa yang menantang, menyenangkan, memotivasi, menginspirasi dan memberi ruang kepada siswa untuk melakukan keterampilan proses yaitu mengobservasi, bertanya, mencari tahu, merefleksi  sebagaimana dinyatakan filosof Betrand Russel “More important than the curriculum is the question of the methods of teaching and the spirit in which the teaching is given”. 
 
Kurikulum penting, tetapi yang tak kalah pentingnya juga adalah bagaimana strategi membelajarkan dan spiritnya. Dengan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengimplementasikan kurikulum disertai dengan  spirit pendidikan yang selalu menggelora  pada setiap guru atau pendidik dan peserta  didik, maka proses pendidikan itu sendiri tidak terlepas dari rohnya. Sebuah kata bijak mengatakan bahwa “At-Thariqatu Afdalu Minal Mad” (Metodologi tidak kalah pentingnya dibanding substansi). Betapapun baiknya kurikulum yang telah dikembangkan, buku pelajaran dan media pembelajaran disediakan serta dilaksanakan  Diklat baik Kepala Sekolah, Pengawas, Guru Inti, Guru Pelatih maupun Diklat guru secara massal pada akhirnya berpulang kepada ada tidaknya kemauan untuk berubah (willingness to change) dari  para pemangku kepentingan utama pendidikan tersebut. Semoga siap untuk berubah.